Pabrik Susu di New South Wales Ini Berlakukan Cuti KDRT
Pabrik produk susu asal negara bagian New South Wales ‘Norco’ tengah melakukan reformasi penting yakni memberlakukan cuti karena kekerasan dalam rumah tangga (DV), yang dibayar, bagi karyawan-karyawannya.
Norco adalah salah satu perusahaan manufaktur pertama di pedalaman Australia yang menawarkan cuti khusus kekerasan dalam rumah tangga.
CEO Norco, Brett Kelly, mengatakan, kebijakan ini menyampaikan pesan yang tepat dalam isu sosial yang penting.
"Anda harus menjaga karyawan Anda, dan memiliki lingkungan yang membuat orang bisa merasa aman serta bekerja di perusahaan yang benar-benar peduli adalah hal yang sungguh penting," sebutnya.
Pabrik berbasis koperasi peternakan, yang berusia 121 tahun, ini akan memberikan cuti dibayar selama 3 hari untuk para pekerja yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, agar mereka bisa menjalani pemeriksaan medis, proses hukum, dan hal-hal lainnya.
Serikat Pekerja Manufaktur Australia (AMWU) membantu merundingkan kesepakatan itu bersama dengan serikat pekerja ternak.
Sekretaris AMWU, Tim Ayres, mengatakan, kebijakan itu adalah keputusan penting dan sangat signifikan karena terjadi di sektor manufaktur makanan yang jam kerjanya lebih ketat.
"Hal yang benar-benar penting agar pabrik pengolahan makanan di daerah ini melangkah maju dan membuat cuti ini sebagai kesepakatan bersama mereka, benar-benar penting untuk kota kecil," jelasnya.
Pabrik produk susu asal negara bagian New South Wales ‘Norco’ tengah melakukan reformasi penting yakni memberlakukan cuti karena kekerasan dalam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat