Pabrik Upal Terkuak karena Penjual Bakpao
jpnn.com - KEDIRI - Kejelian penjual bakpao mengakhiri kejahatan Choirul Mashuri, 51, yang membuat uang palsu (upal). Choirul yang mengontrak di Perumahan Grand Kota, Desa Doko, Ngasem, itu kemarin ditangkap tim buser polresta bersama Siti Farida, istrinya. Dalam penggerebekan di rumahnya, polisi mendapati set peralatan pencetak upal lengkap dengan bahannya.
Aksi Choirul yang dilakukan selama bertahun-tahun itu terendus berkat jejak yang ditinggalkannya saat membeli bakpao di Jalan Penanggungan pada Jumat sore (28/2). Saat itu dia membayar dengan menggunakan uang palsu pecahan Rp 50 ribu.
Penjual bakpao yang mencium adanya ketidakberesan pada uang itu sempat mencatat nomor polisi (nopol) motor Mio J AG 4795 BY yang digunakan pria berbadan tinggi besar tersebut. ''Akhirnya, penjual roti (bakpao, Red) itu melapor kepada polisi terkait dengan peredaran uang palsu,'' tutur Kapolresta AKBP Budhi Herdi Susianto ketika ditemui di lokasi penggerebekan kemarin.
Setelah mendapat nopol motor yang digunakan pelaku, tim buser lantas melakukan penyelidikan. Meski demikian, upaya tim tersebut tidaklah mudah. Sebab, nama D. Leman yang diperoleh polisi berikut alamat di Jalan Cendana, Kota Kediri, ternyata sudah tidak lagi ditempati.
Untungnya, polisi mendapat informasi bahwa pria yang dicari itu biasa mengantar anaknya ke sekolah di salah satu SD yang tidak jauh dari alamat tersebut. Sekitar pukul 07.00 kemarin tim buser langsung menunggu pelaku tidak jauh dari SD. Selanjutnya, Choirul diikuti dan ditangkap saat melaju di depan Pasar Pahing.
Saat melakukan penggeledahan, polisi hanya mendapat KTP pelaku yang palsu. Selanjutnya, petugas menggiring pria kelahiran Jember tersebut ke rumahnya di Perum Grand Kota Blok B1 No 6. Di perumahan yang berlokasi di Desa Doko, Ngasem, tersebut, polisi menggeledah seluruh bagian rumah.
Di salah satu kamar yang terletak di belakang dapur yang difungsikan sebagai gudang, polisi mendapati sejumlah barang bukti yang digunakan untuk memproduksi upal. Yakni, mulai scanner, u set komputer, tinta printer, lampu ultraviolet, hingga empat lembar uang pecahan Rp 50 ribu dengan nomor seri yang sama.
Tidak hanya itu, setelah menggeledah beberapa kamar lain, polisi akhirnya menemukan bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan upal, satu pucuk airsoft gun berikut dua magazine, satu kotak peluru, dua kalung imitasi, 19 gelang imitasi, satu cincin, dan sepasang anting-anting. Polisi juga mendapati empat buku tabungan BCA dan satu buku tabungan Mandiri.
Ketika ditanya mengenai penggerebekan di pabrik upal kemarin, Budhi mengungkapkan bahwa Choirul adalah pelaku profesional. Sebab, upal hasil produksinya menyerupai yang asli. ''Sudah dilengkapi pita dan watermark. Kalau tidak dijejer dan nomor serinya sama, akan sulit diketahui bahwa palsu,'' tutur pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, tersebut.
Mantan penyidik KPK itu menyatakan, Choirul pernah menyetor uang palsu buatannya ke mesin setoran tunai di ATM. Ternyata, uang buatannya itu lolos dari scan dan berhasil masuk. (ut/ami)
KEDIRI - Kejelian penjual bakpao mengakhiri kejahatan Choirul Mashuri, 51, yang membuat uang palsu (upal). Choirul yang mengontrak di Perumahan Grand
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Aipda Robig Penembak Siswa SMKN 4 Semarang Ditahan di Rutan Polda Jateng
- Resmi Lapor Polisi, Keluarga Siswa SMK Tewas Ditembak di Semarang Minta Keadilan
- Dibawa ke Mabes Polri, AKP Dadang Diborgol, Dikawal Ketat Provos
- Tak Dapat Undangan Pencoblosan, Pria Bercelurit di Sampang Menantang Carok
- 4 Orang Ditangkap Gegara Jual Pupuk Berbsubsidi di Atas HET
- Pengakuan Pihak Sekolah & Tetangga Korban Penembakan Bripka R: Kaget Korban Disebut Kreak