Padam di Ternate, Damai di Tobelo, Bersaing di Ambon

Padam di Ternate, Damai di Tobelo, Bersaing di Ambon
Padam di Ternate, Damai di Tobelo, Bersaing di Ambon
BERANGKAT melakukan perjalanan ke Ternate, Tidore, Halmahera, Morotai, Ambon, dan Poso minggu lalu, perasaan saya kurang enak. Di Ternate, menurut info yang saya terima, kembali terjadi pemadaman bergilir. Memang tidak parah seperti dulu, tapi sangat mengganggu perasaan saya.

Sebenarnya, listrik hanya kurang 1 MW, namun sempat menimbulkan citra negatif. Sampai ada yang menilai bahwa program sehari sejuta sambungan pada 27 Oktober lalu itu kurang tepat. Gara-gara program tersebut, pemakaian listrik bertambah dan terjadilah pemadaman bergilir lagi.

Info itu memang belum tentu akurat. Dalam hati kecil, saya masih berharap info tersebut mengada-ada. Sayangnya, ternyata benar. Dalam pertemuan dengan karyawan PLN di Ternate, seorang karyawan angkat bicara. Dia mengeluhkan hal itu. Dia mempersoalkan janji saya untuk mengatasi pemadaman bergilir di seluruh Indonesia. Seolah-olah saya tidak menepati janji tersebut di Ternate.

Saya sendiri heran mengapa itu bisa terjadi. Padahal, mestinya listrik sangat cukup di Ternate. Karena itu, saya balik bertanya sebelum memberikan komentar: apakah janji tersebut diucapkan oleh saya sebagai direktur utama PLN atau janji saya itu janji pribadi" Kalau mereka berpendapat bahwa janji itu merupakan janji saya pribadi, saya pun tidak akan mempersalahkan. Saya akan langsung membeli pembangkit. Toh hanya 1 MW. Lalu saya kirim ke Ternate. Beres. Listrik di Ternate kembali cukup. Membeli pembangkit 1 MW sama sekali tidak akan memberatkan keuangan pribadi saya.

BERANGKAT melakukan perjalanan ke Ternate, Tidore, Halmahera, Morotai, Ambon, dan Poso minggu lalu, perasaan saya kurang enak. Di Ternate, menurut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News