Padam di Ternate, Damai di Tobelo, Bersaing di Ambon
Sabtu, 18 Desember 2010 – 06:47 WIB
Di Tulehu itu, direksi PLN memang melakukan terobosan: geothermal tersebut harus segera dibangun. Maklum, proyek itu sudah macet sekitar 15 tahun. Keruwetan administrasi coba diterobos dengan kiat-kiat yang tajam. Tanpa terobosan itu, proyek geothermal tersebut mustahil bisa dimulai.
Kalau saja Tulehu benar-benar bisa menghasilkan listrik 2 x 10 MW, separo keperluan listrik Ambon teratasi dari sini. Geothermal Tulehu ini agak unik karena tidak memerlukan air dari luar. Airnya sudah tersedia di dalam. Bahkan, Tulehu bisa menghasilkan air nantinya. Maka, ketika diminta melakukan gunting pita, saya memilih minta para pendeta dan kiai yang hadir dalam acara itu untuk ramai-ramai menggunting pita. Doa mereka akan lebih terkabul.
Dengan dimulainya proyek geothermal Ambon tersebut, di Ambon sedang ada dua proyek besar yang sedang bersaing: mana yang lebih dulu menghasilkan listrik. PLTP Tulehu atau PLTU Tulehu. Skalanya sama. Sama-sama 2 x 10 MW dan sama-sama baru mulai. Kalau dua proyek itu sukses, PLN di Ambon akan terkejut: biaya pokok produksinya akan langsung terjun bebas. PLN akan sangat berhemat karena dari dua proyek itu saja seluruh kebutuhan listrik di Ambon terpenuhi dengan cara yang jauh lebih murah. (*)
BERANGKAT melakukan perjalanan ke Ternate, Tidore, Halmahera, Morotai, Ambon, dan Poso minggu lalu, perasaan saya kurang enak. Di Ternate, menurut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi