Padang Rumput Laut yang Rusak Lepaskan Karbon Purba

Dia menambahkan, rumput laut juga mampu menyimpan karbon lebih lama dibandingkan hutan.
"Kawaan rumput laut menyimpan zat karbon dalam ukuran ribuan tahun, dan akan bertahan terus kecuali anda merusak ekosistemnya," kata Dr Macreadie.
Sebelum penelitian ini dilakukan, belum ada kepastian apakah zat-zat karbon purba akan terlepas kembali ke atmosfir jika kawasan rumput laut rusak.
Dr Macreadie dan timnya kemudian mengambil sampel perbandingkan rumput laut di kawasan yang pernah rusak dan di kawasan yang tidak pernah dirusak manusia.
Ketika peneliti mengukur waktu sedimentasi, diketahui bahwa ada sedimen yang berkisar antara 1.300 hingga 3.000 tahun.
"Sekitar 50 persen kawasan rumput laut di dunia telah hilang sejak tahun 1990an. Itu sama dengan ukuran dua lapangan bola setiap jam," katanya.
Dijelaskan, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sekitar 50 persen karbon yang terserap oleh rumput laut berasal dari darat.
Dalam lima tahun terakhir semakin muncul kesadaran pentingnya kawasan rumput laut, rawa-rawa air asin, serta hutan bakau bagi siklus karbon di bumi.
Kawasan padang rumput laut yang rusak ternyata melepaskan zat-zat karbon yang usianya telah ribuan tahun. Karbon yang selama ini terperangkap dalam
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia