Pagi Membaik, Siang Ada Enam Sumbatan di Panggul
Rabu, 06 Januari 2010 – 02:49 WIB
Menurut Ketua Tim Dokter yang menangani Gus Dur, Jusuf Misbach, akibat pembekuan darah di wilayah itu, kerja jantung Gus Dur lebih keras. Akibatnya, irama jantung pun terganggu. Gangguan pembuluh darah itu, menurut Jusuf, disebabkan beberapa faktor resiko. Antara lain penyakit diabetes Gus Dur, gangguan ginjal, infeksi pada geraham gigi, maupun faktor obesitas (kegemukan). Apalagi, Gus Dur memiliki riwayat terserang empat kali stroke. Terakhir kali Gus Dur terkena stroke pada September 2009 lalu.
Dijelaskan pula, selain mengganggu irama jantung, sirkulasi darah ke otak juga terganggu. Pasokan oksigen ke otak juga berkurang. Alhasil, kata Yusuf, Gus Dur sempat kehilangan kesadaran pada detik-detik terakhir menjelang meninggal.
Sekitar 20 menit kemudian, tim dokter melakukan pengambilan pembekuan darah. Saat itu sudah terjadi penurunan kondisi pasien disertai penurunan kesadaran. Tak urung, tim dokter memutuskan memasang alat bantu pernapasan. "Pada pukul 17.00 WIB, kami sempat memberi laporan ke Menkes," ujarnya.
Tim dokter juga memberikan laporan medis kesehatan Gus Dur kepada Presiden. Beberapa saat kemudian diberitakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan datang ke RSCM. Pukul 18.15 kondisi Gus Dur kritis. Pada detik-detik itu kondisinya terus memburuk, hingga akhirnya dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk menyelamatkan nyawanya. RJP adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian.
Tujuh hari sudah KH Abdurrahman Wahid berpulang. Selasa (5/1) kemarin, tim dokter yang merawatnya selama enam hari di RS Cipto Mangunkusumo pun membeberkan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408