Pajak
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sekarang semua bahan makanan itu didapat melalui impor. Jadi, kalau ada manusia Indonesia yang setiap hari hanya bisa makan nasi dan tempe, dia sudah termasuk orang keren karena makanan yang dikonsumsinya berasal dari impor.
Bahkan, kalau warga miskin Indonesia hanya mampu makan nasi dengan garam itupun keren karena dua-duanya impor.
Dengan memajaki sembako perjuangan rakyat untuk mencapai hidup sehat sangatlah berat, apalagi kalau ingin hidup sempurna.
Daging dan lauk pauk yang dikenai pajak sudah pasti akan menjadi kemewahan yang tidak terjangkau. Susu yang tidak kena pajak pun sudah menjadi kemewahan yang luar biasa, apalagi kalau sudah kena pajak, pasti akan menjadi makanan yang hanya bisa didapat dalam mimpi.
Pantas saja kalau rakyat merindukan era Orde Baru yang bisa menyediakan sembako dengan harga yang stabil. Di saat mengenang 100 tahun haul Pak Harto, mungkin banyak yang kangen dengan masa lalu. Piye, enak zamanku, toh..(*)
Kalau sembako pun masih dikejar pajak, berarti negara benar-benar sudah mengejar rakyat sampai ke lubang tikus.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dita PKB: Masih Ada Pilihan Selain Menaikkan PPN Demi Menggenjot APBN
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen Mulai Tahun Depan, Ini Saran Pengamat untuk Pemerintah
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat
- Begini Sikap Wakil DPR RI Ini soal Rencana PPN 12 Persen
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen