Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat
Pak Amat menangani hampir semua jenazah, apapun agama atau sukunya. Bahkan jenazah dalam kondisi apapun ia tangani.
Karenanya ia seringkali jadi langganan banyak pihak untuk menangani jenazah dalam kondisi yang telah membusuk.
“Ndak mandang agama, yang penting manusia jak, busuk macam mana pun, tetap oke saye,” terangnya.
Ia kini menyediakan segala macam hal terkait kematian dan pemakaman. Mulai dari jasa ambulans, perlengkapan pemakaman, penyuntikan formalin, hingga pengiriman jenazah dengan pesawat terbang.
Amat merantau ke Pontianak dari Tebas pada 1992. Dua tahun pertamanya di ibukota Kalbar, hanya berkerja sebagai buruh lepas.
Salah satunya menjadi pemotong rumput di Masjid Raya Mujahidin. Penghasilannya dari perkerjaan tersebut sangat terbatas.
“Kerjeasatu hari, untuk makan satu hari, dicukup-cukupkan,” kenangnya.
Kesulitan ekonomi itu membuatnya berusaha mencari tambahan. Kebetulan di Mujahidin ada mobil ambulans lama yang tidak dioperasikan.
PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408