Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat
“Saya perhatikan di Dokkes tu, di mana-mana (bagian mana) yang harus disuntik, berapa banyak, mayat busuk gimana, mayat biasa gimana,” terangnya.
Pengawetan mayat dibutuhkan kalau jenazah akan diantar ke daerah lain atau luar pulau ataupun tidak langsung dimakamkan. Pengetahuan soal pengiriman tersebut dari bertanya pada teman.
Untuk tarif, Amat mengaku dibayar dengan jumlah beragam tergantung jenis dan kesulitan penanganan mayat. “Tergantung bagaimana permintaan, saya kan semua ada, tinggal telpon jak,” jelasnya.
Selain karena banyak dokumen yang harus diurus juga karena biaya transportasinya yang mahal. Tak jarang pengantaran jenazah juga dilakukan sampai ke luar pulau.
“Kalau sampai itu bisa puluhan juta,” terang Amat.
Meski kematian selalu terjadi, namun pendapatan yang diperoleh tidak selalu lancar. “Pernah sampai setengah bulan tak ada yang datang,” bebernya.
Saat seperti itu, maka Amat harus pandai-pandai mengelola keuangan. “Setiap orang yang mengurusi jenazah tidak akan senang (kaya). Sederhana jak, makan ndak susah, badan sehat, banyak kenalan, itu jak kelebihannya,” paparnya.
Tapi, ia merasakan, sejak menyediakan jasa yang lengkap untuk pengurusan jenazah, rezekinya lebih dari cukup.
PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408