Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat
Jumat, 25 November 2016 – 00:08 WIB

Pak Amat di sebelah ambulans yang dipercayakan kepadanya, di kediamannya, Kecamatan Pontianak Kota, Senin (21/11). Foto: Iman Santosa/Rakyat Kalbar/JPNN.com
Pekerjaan Amat memang tak pernah jauh-jauh dari kematian. Sembari terus menyupiri ambulans dan menyediakan perangkat pemakaman, ia juga sempat berkerja menjadi pengurus cadaver atau mayat yang digunakan untuk pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Untan selama hampir 9 tahun.
Namun ia memutuskan berhenti karena merasa penghasilan yang didapat dengan resiko dari pekerjaan itu tidak sebanding.
“Bayangkanlah, formalin di ruangan itu 800 liter, itu buka pintu bau formalin, itukan racun yang dihadapi,” ujarnya.
Bagi Amat, lebih baik ia berhadapan dengan jenazah busuk ketimbang tiap hari menghadapi racun berupa formalin. “Honornya tak seimbang,” pungkasnya. (*/sam/jpnn)
PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu