Pak Amat Pantang Meludah di Depan Mayat
Jumat, 25 November 2016 – 00:08 WIB
Pekerjaan Amat memang tak pernah jauh-jauh dari kematian. Sembari terus menyupiri ambulans dan menyediakan perangkat pemakaman, ia juga sempat berkerja menjadi pengurus cadaver atau mayat yang digunakan untuk pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Untan selama hampir 9 tahun.
Namun ia memutuskan berhenti karena merasa penghasilan yang didapat dengan resiko dari pekerjaan itu tidak sebanding.
“Bayangkanlah, formalin di ruangan itu 800 liter, itu buka pintu bau formalin, itukan racun yang dihadapi,” ujarnya.
Bagi Amat, lebih baik ia berhadapan dengan jenazah busuk ketimbang tiap hari menghadapi racun berupa formalin. “Honornya tak seimbang,” pungkasnya. (*/sam/jpnn)
PAK Amat, begitu biasa dipanggil. Dia sudah akrab dengan bau mayat. “Kalau leher baju terasa ditarik orang dari belakang, padahal di belakang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408