Pak Camat Sebut Banjir Parah di Perbatasan Akibat Kiriman Air dari Malaysia

Radid menyampaikan, dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini Jagoi Babang telah dilanda banjir sebanyak tiga kali.
Saat ini banjir masih terjadi di beberapa desa, terutama desa-desa yang dikepung oleh perkebunan kelapa sawit.
"Salah satu penyebab banjir di Jagoi Babang saya pikir karena perkebunan kelapa sawit,” ujar dia.
Sementara itu, Pj Bupati Bengkayang Yohanes Budiman menilai banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Bengkayang dikarenakan sungai-sungai penyanggah yang makin sempit dan dangkal.
Seperti menyempit dan mendangkalnya Sungai Kumba di Kecamatan Seluas dan Sungai Ledo di Kecamatan Ledo.
"Menyempitnya sungai ini mengakibatkan banjir. Sungai tidak mampu lagi menampung air sehingga air meluap dan kemudian terjadilah banjir," ucap Yohanes.
Penyempitan dan dangkalnya sungai tersebut dikarenakan perkebunan kelapa sawit, serta maraknya PETI di Kabupaten Bengkayang.
"Ke depannya, perlu dipikirkan bersama dengan teman-teman DPRD untuk mengatur kembali pola perkebunan kelapa sawit dan mengatasi pertambangan emas tanpa Izin di Bengkayang, terutama tinjau kembali rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bengkayang," kata dia. (antara/jpnn)
Selain air kiriman dari Malaysia, banjir di kawasan perbatasan RI-Malaysia juga disebabkan masifnya perkebunan kelapa sawit, dan maraknya pertambangan emas tanpa izin (PETI).
- Stepi Anriani: TNI & Satgas PKH Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
- Siaga Banjir dan Longsor, BPBD Sumsel Siapkan 100 Personel
- Dedi Mulyadi Taksir Kerugian Bencana Bodebek Lebih dari Rp 3 Triliun
- SKP Berikan Bantuan Kepada Warga Terdampak Banjir
- Pramono Dukung Dedi Mulyadi Membatasi Pembangunan Vila di Puncak
- Dedi Mulyadi Minta Masyarakat Jabar Tobat Ekologi di Bulan Ramadan