Pak Ganjar, Tolonglah 18 Transmigran Ini Tak Diberi Makan Lagi
”Malamnya sudah dibawa ke RSUD Tugurejo, tapi disuruh rawat jalan karena tidak terdeteksi jenis sakitnya. Seharian kemarin, malah orangnya tidak bisa apa-apa dan hanya terkulai,” ujar Winarto.
Albert yang kini tidak bisa mengonsumsi nasi, mendorong para transmigran patungan membelikan bubur siap saji atau bubur kemasan. Hal ini dilakukan karena Albert tidak bisa mencerna makanan bertekstur keras.
”Patungan Rp 500-an buat beli bubur. Sedangkan kami buat makan dengan meminta bantuan orang,” ucapnya sedih.
Sementara Kristin, istri Albert menjelaskan, kondisi suaminya semakin menurun dan susah diajak berkomunikasi. Dia menduga suaminya stres dan kurang asupan gizi.
”Sejak dituduh jadi provokator, dia jadi beban pikiran. Ditambah tidak ada nasi atau makanan yang masuk ke perutnya. Padahal lokasi transmigrasinya memang tidak layak untuk diolah, apalagi ditanami,” bebernya.
Selain Albert, beberapa transmigran lain juga mengeluhkan sakit. Anak-anak transmigran pun terserang penyakit.
Hingga kini, Disnakertransduk Jawa Tengah belum menemui para transmigran. ”Ada anak yang muntaber, namun tak punya uang. Terpaksa diobati dengan membeli obat warung,” ungkapnya.
Agus Supriyono, transmigran lain menambahkan dirinya saat ini hanya bisa menunggu kepastian dari Disnakertrans dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Para transmigran ini sebelumnya sempat berencana menemui Ganjar. Namun, sang gubernur namun sedang ke luar kota.
- Menjelang Pilkada 2024, Kapolres Banyuasin Sampaikan Pesan Kepada Masyarakat
- Kebakaran Melanda Gedung Tempat Pelelangan Ikan di Kendari Sultra
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas