Pak Harto

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pak Harto
Pembacaan Al-Qur'an dan doa dalam acara peringatan 100 tahun Soeharto di Mesjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (8/6). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

Soekarno diisolasi dan dialeniasi sampai wafat dalam tahanan rumah.

Soeharto sukses membawa Indonesia menjadi salah satu macan Asia "The Asian Tigers".

Pertumbuhan ekonomi yang konsisten, tujuh persen setiap tahun, membawa Indonesia menjadi salah satu negara industry baru, NIC’s (new industrialized countries), bersama Korea Selatan dan Thailand.

Keberhasilan pembangunan ekonomi menjadi legitimasi tunggal kepemimpinan Soeharto. Kebijakan pembangunan yang direncanakan lima tahunan menghasilkan pertumbuhan yang konsisten dan berhasil membawa swasembada pangan yang membuat harga-harga stabil.

Sistem pendidikan yang terencana dengan rapi menjamin akses yang terjangkau oleh rakyat luas dengan biaya yang murah.

Legitimasi ekonomi itu akhirnya ambruk ketika dunia dilanda krisis moneter pada 1997.

Pondasi ekonomi Indonesia ternyata tidak kokoh. Kelas menengah ekonomi Indonesia yang harusnya menjadi tameng dari krisis, terbukti tidak eksis karena tidak mandiri dan hanya menjadi rente yang mengandalkan proyek pemerintah.

Kapitalisme Indonesia, sama dengan kapitalisme di Asia Tenggara, adalah kapitalisme semu yang artifisial yang tidak tumbuh dari bawah melainkan dibesarkan dari atas. Erzats capitalism dalam istilah Yushihiro Kunio (1988), ternyata rapuh dan tidak tahan banting ketika menghadapi serangan spekulan mata uang internasional sekelas George Soros.

Masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpinnya selama 32 tahun berhasil mengangkat ekonomi Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News