Pak JK: Komposisi Kabinet Jokowi - Ma'ruf 50-50

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap komposisi kabinet dalam pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin nanti seimbang, diisi kalangan profesional dan parpol.
Hal itu disampaikan JK saat ditanya wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (2/7) kemarin. Menurutnya, komposisi seimbang antara kalangan profesional dan partai politik bisa mendukung jalannya pemerintahan yang baik.
“Setidaknya 50-50 antara menteri dari partai (dan menteri dari kalangan profesional),” ujar JK.
Menurut JK, menteri yang berasal dari parpol bukan berarti tidak profesional. Dia menilai, banyak juga menteri dari partai politik yang profesional dan juga memiliki keahlian.
Karena itu, dia menilai wajar jika menteri diisi gabungan dari kalangan profesional dan partai politik. "Itu juga tidak berarti tidak profesional. Banyak juga menteri dari partai itu juga profesional. Di samping yang profesional sendiri yang mungkin dari nonpartai,” katanya.
BACA JUGA: Perindo Belum Serahkan Nama Calon Menteri ke Jokowi
JK mencontohkan kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK yang terdiri dari 15 menteri partai politik dan 19 di antaranya profesional. Dia menilai, komposisi kabinet menteri Jokowi-Ma’ruf mendatang juga akan diisi seimbang antara profesional dan partai politik.
“Wajar saja terjadi kalau partai pendukung itu juga di samping mendukung di DPR juga bekerja bersama di kabinet,” katanya. (mhs/rmco)
Pak JK menilai wajar jika kabinet Jokowi - Ma'ruf diisi gabungan dari kalangan profesional dan partai politik.
- Heboh Isu Ijazah Palsu, Jokowi Bukan Satu-satunya Sasaran Tembak
- Utus Jokowi ke Pemakaman Paus, Prabowo Titipkan Pesan Khusus
- 5 Berita Terpopuler: Berita Bikin Panik Honorer, Ribuan CPNS 2024 Jadi Mengundurkan Diri, Waduh
- 5 Berita Terpopuler: Jangan Sepelekan Peringatan Ahli Hukum, Semua ASN Wajib Tahu, karena Sangat Mudah Memberhentikan PPPK
- Prabowo Utus Jokowi hingga Natalius Pigai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat