Pak JK Pertanyakan Logika Emak-Emak Pepes
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kampanye hitam dari emak-emak relawan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tidak masuk akal. Tiga perempuan yang diduga anggota Partai Emak-emak Pendukung Prabowo - Sandiaga (Pepes) itu mengampanyekan bahwa jika Jokowi menang maka azan akan dilarang, pernikahan sejenis dilegalkan dan sebagainya.
"Namanya saja hoaks. Itu kan tidak mungkin lah itu. Apalagi kan wakilnya Pak Ma'ruf Amin, ketua MUI. Bagaimana bisa jadi ketua MUI melarang azan. Di mana logikanya," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (26/2).
JK menerangkan, hoaks saat ini yang bertebaran banyak merugikan pihak. Oleh karena itu, pria yang menjabat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini meminta media juga terlibat memeranginya.
"Jadi kalau jelas hoaks, jangan dimuat. Itu baru caranya. Selama Anda muat, dia tetap akan menjadi hoaks. Jadi tergantung Anda, dan di media sosial," kata pria kelahiran Sulsel ini.
Sementara itu, Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf ini memastikan pihaknya terus menangkal hoaks dengan mengklarifikasi. Penjelasan yang sebenarnya atas suatu informasi dianggapnya bisa melawan hoaks.
"Menangkal hoaks itu dengan jawaban, dengan klarifikasi," tandas dia.
Polres Karawang menindak tiga emak-emak yang viral di media sosial (medsos) karena melakukan fitnah terhadap Calon Presiden Jokowi bersama Cawapresnya Kiai Ma’ruf Amin. Mereka diamankan pada Senin (25/2). (tan/jpnn)
Wapres Jusuf Kalla tidak habis pikir mendengar fitnah yang disebarkan tiga emak-emak anggota Pepes. Dia pun meragukan kecerdasan mereka
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Cawalkot Cilegon Robinsar jadi Korban Fitnah, Tim Pemenangan Langsung Bergerak
- Kampanye Hitam Ancam Demokrasi Sumsel, Masyarakat Diharapkan Cerdas Pilih Pemimpin
- Dukung Pramono-Rano, Koral 98 Siap Adang Isu Kampanye Hitam
- Waspadai Kampanye Hitam Pada Pilkada 2024
- Tim Pemenangan Janjikan Ridwan Kamil-Suswono Tak Akan Kampanye Hitam, Bertarung dengan Adil
- Direktur Erapol Ingatkan Kampanye Hitam seperti di Jateng Berpotensi Memecah Belah