Pak Jokowi, Kader-Kader PDIP Ini Layak Jadi Menteri demi Wujudkan Trisakti

jpnn.com - JAKARTA - Sinyal tentang perombakan di jajaran pembantu Presiden Joko Widodo alias reshuffle semakin kuat. Tim komunikasi kepresidenan bahkan sudah memastikan reshuffle memang diperlukan.

PDI Perjuangan sebagai pengusung Joko Widodo di pemilu presiden lalu pun mendorong agar reshuffle segera dilakukan. Menurut politikus PDIP, Beathor Suryadi, partainya merasa perlu pemerintahan Jokowi -sapaan Joko Widodo- berhasil dalam mewujudkan cita-cita Trisakti dan Nawacita.

Tentunya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sudah punya kader-kader yang sudah siap masuk kabinet.  "Kami di PDIP menyiapkan kader-kader kelas satu untuk dipilh presiden sebagai menteri jika reshuffle nanti,” ujar Bethor di Jakarta, Selasa (7/7).

Mantan anggota DPR yang kini menjadi salah satu direktur di Kantor Staf Kepresidenan itu lantas menyebut sejumlah nama kader PDIP yang pantas masuk kabinet. MIsalnya, ada nama Arif Budimanta untuk posisi menteri koordinator bidang perekonomian, kemudian Pramono Anung untuk menteri sekretaris kabinet, Benny Pasaribu untuk posisi menteri BUMN dan M Prakosa untuk menteri pertanian.

Beathor juga menyebut nama kader PDIP lainnya yang selama ini dikenal moncer dari sisi kinerja. Antara lain Eva Sundari untuk posisi menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi, Dewi Aryani untuk menteri ESDM, Helmy Fauzy untuk menteri luar negeri, TB Hasanuddin untuk jabatan menteri pertahanan, serta Sonny Keraf untuk menteri lingkungan hidup dan kehutanan.

Beathor menambahkan, politikus senior PDIP, Sidarto Danusubroto yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) beberapa waktu lalu sudah memberi saran ke Jokowi agar memilih orang-orang yang tepat untuk duduk di kabinet. Bagi PDIP, kata Beathor, menteri-menteri yang dipilih mestinya bukan semata-mata karena profesional di bidangnya.

“Tapi juga harus mampu mengaplikasikan Trisakti Bung Karno dan membumikan Nawacita dalam proggram-program kementerian. Di situ kuncinya,” pungkasnya.(fas/ara/jpnn)