Pak Jokowi Tentu Tak Mau Kalah Lagi di Sumbar
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai safari Presiden Joko Widodo di berbagai kabupaten di Sumatera Barat punya target elektoral. Menurut Pangi, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu tentu tak mau mengulangi kekalahannya di Sumbar saat Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
“Sumbar menjadi zona market Presiden Jokowi. Saya kira alasan beliau (Jokowi, red) lebih banyak berkunjung ke Sumbar karena tentu tidak mau kalah lagi suaranya di Pilpres 2019, sehingga Sumbar jadi prioritas," ujar Pangi kepada JPNN, Jumat (9/2).
Seperti diketahui, Presiden Jokowi sejak Rabu lalu (7/2) berada di Sumbar. Mantan gubernur DKI itu juga menginap di Dharmasraya dan Tanah Datar untuk berbagai agenda kunjungan kerja.
Pangi mengatakan, kunjungan Jokowi di Sumbar tentu sah-sah saja. Namun, pengamat yang akrab disapa dengan panggilan Ipang itu mengaku tak yakin kunjungan Jokowi di Sumbar akan signifikan secara elektoral.
"Yang menarik dan perlu dicermati adalah apakah Jokowi berhasil melakukan zona market dengan mengambil kantong suara Prabowo, sehingga menggerus lumbung elektoral Prabowo di Sumbar," pungkasnya.
Pada Pilpres 2014, raihan suara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Sumbar mencapai 76,9 persen. Sementara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya meraih 23,1 persen.(fat/jpnn)
Pengamat politik menilai safari Presiden Joko Widodo di berbagai kabupaten di Sumatera Barat punya memuat target elektoral untuk Pemilu Presiden 2019.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Jokowi Terima Manfaat Pensiun dan Tabungan Hari Tua dari TASPEN
- Budi Arie Dituding Pro-Judi Online, Sekjen Projo: Tuduhan Jahat dan Keji
- Bakal ke Luar Negeri, Prabowo Minta Para Menteri Tetap Laporan Lewat Video Call
- Pakar Hukum Sepakat Putusan PK Mardani Maming Salah, Hotman Paris: Minta Prabowo Ambil Tindakan
- LKDI Apresiasi Gerak Cepat & Ketegasan Pemerintahan Prabowo Atasi Judi Online di Indonesia
- Heikal Safar Berharap Ada Komunikasi yang Menguntungkan Antara Prabowo & Donald Trump