Pak Jokowi, Tolong Diingat, Jaksa Agung Itu Harus Dari Kalangan Profesional Bukan Partai
jpnn.com - JAKARTA - Jaksa Agung diminta tidak berasal dari partai. Sebab, apabila dari partai, bisa menyebabkan terjadi loyalitas ganda antara hukum dan politik.
Pakar hukum Chairul Imam menyatakan, M. Prasetyo yang saat ini menjadi Jaksa Agung memang bekas jaksa. Dengan begitu, Prasetyo pasti mengetahui anatomi Kejaksaan. Meski demikian, Chairul mengatakan, Prasetyo adalah seorang kader partai.
"Dia berpikir saya tidak akan jadi Jaksa Agung tanpa partai saya. Jadi yang kami ragukan sekarang, cuma jangan-jangan loyalitasnya bukan kepada presiden, tapi kepada parpolnya yang diutamakan," kata Chairul dalam diskusi "Hukum & Pertaruhan Politik" di Cikini, Jakarta, Sabtu (24/10).
Menurut Chairul, Jaksa Agung adalah jabatan teknis, bukan politis. Karena itu, ia mengimbau, agar Jaksa Agung diisi oleh kalangan profesional.
"Jaksa Agung ini sangat teknis. Jadi lebih baik yang jadi jaksa agung itu orang karir, profesional. Karena dia sudah mengetahui selain siapa personel Kejaksaan yang setan dan malaikat," ucap Chairul
Selain itu, Chairul menyatakan, seorang Jaksa Agung harus memahami anatomi Kejaksaan. Sebab, dia merupakan pembuat keputusan di seluruh institusi Kejaksaan.
"Kejaksaan Agung karena tidak ada politis, yang ada teknis, satu-satunya decision maker ya jaksa agung. Bayangkan kalau dia tidak tahu anatomi Kejaksaan Agung," ungkap Chairul.(gil/jpnn)
JAKARTA - Jaksa Agung diminta tidak berasal dari partai. Sebab, apabila dari partai, bisa menyebabkan terjadi loyalitas ganda antara hukum dan politik.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Prarekonstruksi Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Ada 3 Lokasi
- Tok, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Tom Lembong
- Jaksa Dianggap Mengambil Alih Kewenangan Penyidikan di Kasus Korupsi Timah
- Kapolrestabes Semarang Disorot soal Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi
- Kementerian ATR: Diperlukan Upaya Strategis dalam Pengelolaan Tanah dan Ruang
- Akun Fufufafa Disebut Identik dengan Gibran, Unggahannya Mengarah ke Gangguan Jiwa