Pak Jokowi, Tolong Simak Manifesto Politik PA GMNI Ini
Situasi tersebut tentu tidak kita kehendaki. Tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali segara mengambil langkah-langkah fundamental koreksi atas praktik ekonomi liberal di Indonesia untuk mewujudkan kemandirian ekonomi berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Ancaman liberalisme juga terjadi di bidang kebudayaan. Nilai-nilai luhur dan jatidiri bangsa tergerus akibat gelombang universalisasi yang memunculkan standar nilai-nilai baru yang seolah given sebagai nilai terunggul, terbenar dan paling modern yang harus diadopsi sebagai cara pandang dan perilaku masyarakat. Penetrasi nilai-nilai liberalisme dalam kebudayaan telah merusak pola pikir, karakter serta pola tingkah laku bangsa. Individualisme, hedonisme, konsumerisme dan fanatisme muncul mengancam kebudayaan nasional kita.
Tanpa kita sadari, seluruh aspek kehidupan saat ini sedang dipaksa seragam dalam ukuran-ukuran global yang sesungguhnya mencerabut kita dari akar filosofi bangsa, akar sosial dan sejarah, serta bertentangan dengan kepribadian hidup kita sebagai negara bangsa. Kita diarahkan menjadi bangsa yang amnesia dari sejarahnya sendiri.
Liberalisme juga telah membuka peluang bagi munculnya radikalisme yang mengembangkan ajaran dan cara pandang eksklusif dan anti peradaban di luar keyakinan dogmatik mereka. Sebagai gerakan global, radikalisme ini telah menjadi ancaman bagi peradaban dunia dengan menghancurkan berbagai artefak kebudayaan dunia, dan mengembangkan ajaran kekerasan yang anti kemanusiaan. Universalisasi liberalisme dan radikalisme ini bertujuan untuk melakukan penjajahan mindset sehingga menghancurkan karakter dan sendi-sendi kebudayaan nasional.
Penetrasi dalam kebudayaan nasional tidak bisa dipisahkan dari agenda liberalisasi politik dan ekonomi. Upaya tersebut bekerja dalam berbagai level dan sektor dengan tujuan menciptakan kondisi-kondisi yang sesuai dengan kepentingan ideologi dominan dibalik gelombang penjajahan budaya.
Hegemoni kebudayaan ini dapat berjalan efektif karena kita kelengahan dan kelalaian kita. Karena itulah penting bagi kita untuk menyiapkan suatu strategi kebudayaan sebagai platform dalam nation and character building untuk mewujudkan kepribadian dalam berkebudayaan nasional kita berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Rekomendasi Kongres III Alumni GMNI
Bahwa sebagai negara bangsa kita harus membangkitkan kembali keyakinan, rasa percaya diri, dan tekad yang kuat bahwa kita mampu untuk menerapkan TRISAKTI sebagai satu-satunya jalan untuk mewujudkan tatanan Masyarakat Pancasila, suatu tatanan masyarakat yang merupakan anak kandung dari negara yang mampu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Negara sebagai perwujudan kehendak rakyat harus hadir dalam kapasitas yang maksimum atas berbagai aspek strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Negara tidak boleh lagi hanya sekedar penonton dalam perjuangan rakyat atas hajat hidupnya. Atas dasar itulah, Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni GMNI merekomendasikan hal-hal berikut:
JAKARTA - Kongres III Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) tidak hanya mengantar Ahmad Basarah menjadi ketua umum periode
- Tingkatkan Bantuan Pengamanan, PTPN IV Jalin MoU dengan Polda Sumut
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi