Pak Jokowi Yakin Ahoker Akan Dukung Ma'ruf Amin?
Pangi mendasari pandangannya, karena narasi yang dibangun kubu Jokowi sebelumnya, agama dan politik harus dipisahkan. Dengan demikian bisa dianggap menjilat ludah sendiri.
Ketiga, Ma'ruf Amin kini telah berusia sepuh. Tentu punya keterbatasan ruang gerak mobilisasi dan adaptasi terhadap tantangan politik.
Jadwal kampanye yang padat dan luasnya wilayah akan dikunjungi, menyulitkan Ma'ruf dalam melalui masa kampanye yang panjang dan melelahkan.
Sementara di sisi lain, juga akan kesulitan menyesuaikan diri dengan pemilih milenial.
"Untuk itu, Jokowi harus habis-habisan memainkan peran demi merebut dan memenangkan hati kaum milenial," kata Pangi.
Keempat, Pangi memprediksi NU tak akan memberi dukungan sepenuhnya. Pasalnya, di tubuh NU terdapat banyak elemen dan kepentingan.
Di kalangan NU sendiri dikenal sebutan NU struktural dan NU kultural, kedua segmen ini butuh pendekatan dan sentuhan berbeda.
"Fakta politik menunjukkan, NU kultural dan NU struktural bukan entitas politik yang dengan mudah bisa dimobilisasi untuk mendukung atau tidak terhadap kandidat tertentu.
Pengamat politik ungkap berbagai kelemahan yang nanti akan dirasakan Joko Widodo karena menggandeng Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- PBNU Cari Investor untuk Bisa Bayar Biaya Besar Reklamasi Tambang
- Gus Yahya Merespons soal Wacana Meliburkan Sekolah Selama Ramadan, Silakan Disimak
- Gus Yahya Ingin PBNU Berkontribusi dalam Program Makan Siang Bergizi Gratis
- Pra-MLB NU: Ada yang Bertanya Kapan Gus Ipul Mundur
- Konon Pengurus Struktur NU terkait Pra-MLB NU Terancam Diadili