Pak Jokowi...Jika Laut adalah Tubuh, Sungai Tulang Rusuknya
Sungai juga hendaknya dijadikan objek vital negara dan bagian tak terpisahkan dari laut. Reorientasi pembangunan nasional menjadikan keduanya sebagai kekuatan utama, teras negeri dan wajah provinsi.
Negara juga harus mendorong keberpihakan pemerintah daerah atas penguatan fungsi sungai dan anak sungai melalui RTRW provinsi, kabupaten dan kota.
Dukungan pada pelbagai pemanfaatan sungai bagi kemakmuran rakyat dan internalisasi sungai sebagai sumber energi kehidupan masyarakat dan bagian dari jatidiri masyarakat lokal adalah keharusan yang niscaya.
Gelaran aneka seni tradisi, pesta sungai, napak tilas dan ekspedisi penghormatan pada sungai, bukanlah bentuk pemanfaatan baru yang hendak diadakan. Tapi ia telah hidup ratusan tahun dan berdenyut dalam keseharian rakyat di sudut-sudut tanah republik.
Paradoksi pembangunan kota, disertai sengitnya wacana perebutan akses warga miskin terhadap laut, juga tidak serta merta memunculkan sungai. Ironis.
Pak Jokowi, barangkali, sebab terbesar tak lajunya poros maritim dalam nawacita, karena kita terlampau abai atas sungai sebagai tulang rusuk peradaban bangsa. (wow/jpnn)
Bukankah leluhur Indonesia berjaya sebagai bangsa pelaut pada masa sungai-sungai adalah jalan raya?
Redaktur & Reporter : Wenri
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Inilah Sosok dan Lembaga Peraih Nawacita Award
- Nawacita Awards 2024 Segera Digelar, Spirit Trisakti di Era Digital
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Menangkal Korupsi di bidang Kelautan, Butuh Calon Pimpinan KPK Berlatar Belakang Maritim
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau