Pak Karno Sudah Sepuh, Datang dari Jauh demi Mendoakan Ganjar Jadi Penerus Jokowi
Ende merupakan daerah yang menjadi salah satu lokasi pembuangan tokoh berjuluk Putra Sang Gajar itu pada masa kolonial.
“Bapak saya jadi salah satu pemain tonil bersama Bung Karno di Ende," tutur Pak Karno.
Sejak masih kecil, Pak Karno sudah digembleng dengan marhaenisme. Ayah Pak Karno juga mewanti-wantinya soal pentingnya menjaga ajaran Bung Karno.
"Sampai-sampai bapak saya (M Thoyib, red) pasang foto Bung Karno di rumah. Beliau mengatakan siapa yang berani menurunkan, akan dipotong tangannya," ujar pria bercambang lebat yang sudah memutih itu.
Oleh karena itu, Pak Karno memutuskan berkiprah di PDIP. Hal itu juga dilandasi tekadnya menjaga ajaran Bung Karno.
“Saya ingin berjuang menegakkan ajaran Bung Karno. Sampai mati pun saya akan bela Bung Karno karena beliau yang memerdekakan bangsa ini," tuturnya.
Pak Karno mengawali kiprah politiknya di Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Bung Karno. Saat pemerintah Orde Baru memberlakukan kebijakan fusi parpol, Pak Karno memilih bergabung dengan PDI.
Ketika PDI diganggu oleh Orde Baru dengan konflik kepengurusan, Pak Karno bersama Rachmat Hidayat memilih konsisten membela Megawati Soekarnoputri.
Pak Karno datang ke Mataram demi menemui dan mendoakan Ganjar Pranowo menjadi Presiden RI selanjutnya dan menggaungkan ajaran Bung Karno.
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Survei Polling Institute: PDI-P Berpotensi Keok di Jabar XI
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri