Pak Kiai Malu karena Muktamar NU Ribut Interupsi
jpnn.com - JOMBANG - Pleno pembahasan tata tertib (tatib) Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Alun-Alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam diskors setelah sempat panas karena banjir interupsi. Namun, banjir interupsi itu justru membuat muktamirin lainnya kecewa.
Salah seorang muktamirin asal Kalimantan Timur, Kiai Bahrudin, mengungkapkan kekecewaannya di depan ribuan peserta muktamar. Bahrudin mengaku malu melihat aksi muktamirin yang notabene para kiai dan ulama.
Bahrudin kecewa dengan sikap para muktamirin dalam menyampaikan interupsi. Menurutnya, kondisi itu berbeda dengan Muktamar PP Muhammadiyah di Makassar yang berjalan tanpa ribut-ribut.
"Saya pribadi sangat sedih, karena di saat bersamaan Muhammadiyah (muktamar) lancar," ujarnya kepada wartawan di Alun-Alun Jombang, Minggu (2/8).
Interupsi dari segelintir muktamirin dilakukan karena mereka mempertanyakan pasal 14 dalam rancangan Tatib Muktamar NU tentang pemilihan pimpinan sidang. Muktamirin meminta pimpinan pleno dipilih oleh mereka.
Sayangnya, aspirasi itu disampaikan dengan nada tinggi. Bahkan ada juga yang berbicara keras meski sudah pakai mikrofon.
Itulah yang membuat Bahrudin kecewa dan sampai menangis saat meminta muktamirin untuk menghargai para kiai yang hadir di forum itu. Apalagi Muktamar NU disiarkan langsung di beberapa stasiun televisi.
"Seharusnya kita bisa memberikan motivasi, kita ormas terbesar masa kayak gini? Memalukan. Kami berharap ada jalan terbaik, kalau ada masalah dicari penyelesaiannya. Jangan jadi contoh tidak baik bagi anak-anak (ormas), istilahnya jangan sampai guru kencing berdiri, nanti anak-anaknya kencing berlari," tambahnya.
JOMBANG - Pleno pembahasan tata tertib (tatib) Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Alun-Alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam diskors setelah
- Tinjau Gereja, Pj Gubernur Jakarta Pastikan Natal Berjalan Lancar
- Menko Pratikno dan Stakeholder Tinjau Pelabuhan Merak untuk Pastikan Kelancaran Nataru
- Kemensos dan BKN Gelar Tes Pegawai Disabilitas Netra dengan Sistem Komputer CACT
- Sekjen PDIP Hasto Jadi Tersangka, Pengamat: KPK Harus Beri Penjelasan Terbuka
- Germas PP Minta KPK Proses Bupati di Jateng Ini
- Hasto Jadi Tersangka, Guntur Romli: PDIP Makin Ditekan, Makin Melawan