Pak Menteri, Mana Soal Ujian Braille?
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay prihatin dengan adanya perlakuan diskriminatif yang diduga dilakukan pemerintah terhadap peserta ujian nasional (UN) penyandang disabilitas. Ini karena tidak ada lembar soal ujian Braille untuk siswa disabilitas. Padahal, menurutnya, dua pekan lalu undang-undang penyandang disabiltas telah disahkan.
"Kalau pemerintah masih diskriminatif, berarti ada pelanggaran pada undang-undang. Ini bisa serius jika tidak pemerintah menyepelekan masalah ini," ujar Daulay, Rabu (6/4).
Menurut anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, kalau alasan tidak ada karena soal ujian braille mahal, bisa diperdebatkan. Sebab, anggaran UN yang begitu mahal sudah selalu menjadi bahan pembicaraan selama ini. Ia mempertanyakan anggaran besar seperti itu tidak dialokasikan untuk penyandang disabilitas.
Selain itu, UN sekarang, kata Daulay, berbasis komputer. Jika soal UN braille dinilai mahal, penyandang disablitas bisa diikutkan dengan memakai komputer. Ada banyak program komputer yang bisa membantu mereka, terutama yang tunanetra.
"Tinggal ada niat baik atau tidak saja dari pemerintah," ujar Daulay.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mercy Barends Buka-bukaan soal Kondisi Pendidikan di Daerah 3T
- Berkat Edukasi PSN & TNI AU, Siswa SMK Berhasil Luncurkan Roket Amatir
- Panen Kritik, UI Beberkan Alasan Disertasi Bahlil Tidak Dibatalkan
- Global Infotech Solution Beri Beasiswa Kepada Para Siswa SMK IT di Jabodetabek
- President University dan INTI International University Malaysia Berkolaborasi di Bidang Teknik Sipil
- Sinergi Bakti Mulya 400 International School & Eka Hospital Cibubur dalam Semarak Ramadan