Pak Presiden! Gimana Nasib Nelayan Natuna, Jika 6 Ribu Nelayan Jawa Masuk
jpnn.com - NATUNA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mendatangkan 6 ribu kapal nelayan asal pesisir Pulau Jawa untuk menangkap ikan di perairan Natuna.
Pernyataan itu terlontar untuk menyikapi manuver Tiongkok yang mengerahkan nelayan mereka mengeruk hasil laut di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.
Hal itu yang membuat Presiden Jokowi geram, ditambah Tiongkok mengklaim perairan Natuna sebagai bagian dari wilayah perikanan tradisional mereka.
“Daripada orang lain yang main di sini,” ujar Jokowi usai memimpin rapat terbatas bersama rombongan Presiden di kapal perang KRI Imam Bonjol di Laut Natuna, seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group), Kamis (23/6) lalu.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan alasan mengalihkan karena 6 ribu kapal nelayan asal Pulau Jawa itu sudah kronis atau sulit mencari ikan di sepanjang perairan Pulau Jawa. Nah, makanya itu para nelayan ini yang akan digeser untuk meramaikan perairan Natuna.
Namun, Rovi, Ketua Kelompok Nelayan Bunguran Timur, Natuna tidak sepenuhnya mendukung wacana itu. Alasannya, karena alat tangkap nelayan Pulau Jawa sudah lebih maju dibanding nelayan asal Natuna.
“Kami masih pakai alat pancing, sedangkan mereka sudah pakai alat canggih,” kata dia.
Nelayan Natuna, kata dia, tidak mau jadi penonton saja di daerahnya sendiri. Apabila wacana itu diwujudkan akan banyak nelayan asal Natuna yang jadi pengangguran.
NATUNA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mendatangkan 6 ribu kapal nelayan asal pesisir Pulau Jawa untuk menangkap ikan di perairan
- Libur Natal 2024, Konsumsi Pertamax Naik 21,7 Persen di Sumbagsel
- Pastikan Keselamatan Penumpang, Kapolres Banyuasin Lakukan Monitoring di Pelabuhan
- Kasus Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Polisi Tetapkan Sopir Truk jadi Tersangka
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda