Pak Raden, Ngamen untuk Perjuangkan Hak Cipta Karya
Tak Dapat Apa-Apa dari Jerih Payah si Unyil
Senin, 16 April 2012 – 06:06 WIB
Sebelum nyanyi, Pak Raden sempat curhat. Pria kelahiran Jember, 80 tahun silam itu menerangkan, acara tersebut digalang atas prakarsa beberapa seniman yang memperhatikan kehidupannya yang memprihatinkan.
Salah satu sorotan para seniman muda yang digawangi Prasodjo Chusnato adalah kondisi Pak Raden yang tidak memiliki apa-apa dari karya boneka Unyil yang diciptakannya. Sebab, hak cipta Unyil kini dipegang oleh Perum Produksi Film Negara (PPFN) yang sekarang berubah menjadi Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BPPN).
Padahal, sosok boneka Unyil kian lama kian laku dan kerap menghiasi layar kaca dengan acara-acara baru. Bahkan, Pak Raden mendengar, sekarang serial Unyil sedang diproduksi secara 3D di salah satu rumah produksi di Batam.
"Saya dengar kalau Unyil mau digarap seperti Upin-Ipin. Tapi saya tidak dapat apa-apa," imbuhnya.
Boneka si Unyil pernah ngetop pada era 1980-1990-an. Meski kini versi aslinya sudah tidak tayang lagi, sosok Unyil masih laku di layar kaca dengan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala