Pak Raden, Ngamen untuk Perjuangkan Hak Cipta Karya
Tak Dapat Apa-Apa dari Jerih Payah si Unyil
Senin, 16 April 2012 – 06:06 WIB
Sebenarnya Pak Raden akan dilibatkan dalam produksi Unyil versi 3D tersebut. Namun, sang pemilik proyek hanya melibatkannya sebagai pengisi suara tokoh Pak Raden. Lantaran hanya sebatas pengisi suara, Pak Raden menolaknya.
Pria yang berulang tahun setiap 28 November ini mengatakan, dulu dirinya tidak mempermasalahkan hak cipta Unyil beserta royalty-nya. Namun, seiring umurnya yang kian menua dan tidak lincah lagi, pria sepuh yang hidup sendirian itu merasa perlu menuntut hak-haknya sebagai pencipta Unyil.
"Matahari saya sudah semakin ke barat dan mau tenggelam. Tapi saya sama sekali tidak dapat apa-apa dari jerih payah menciptakan tokoh Unyil," curhatnya.
Sejarah serial Unyil bermula sekitar 1970-an. Ketika itu Direktur Produksi Film Negara Drs Gufron Dwipayana mengeluhkan tontonan televisi yang hampir semuanya diisi tontonan luar negeri. Apalagi film anak-anak. Semua film kartun didominasi produksi asing.
Boneka si Unyil pernah ngetop pada era 1980-1990-an. Meski kini versi aslinya sudah tidak tayang lagi, sosok Unyil masih laku di layar kaca dengan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala