Pak Raden, Ngamen untuk Perjuangkan Hak Cipta Karya
Tak Dapat Apa-Apa dari Jerih Payah si Unyil
Senin, 16 April 2012 – 06:06 WIB
"Seluruh hasil dari aksi Pak Raden Ngamen ini akan kami gunakan sebagai biaya pengurusan hak cipta Pak Raden," kata Suryo Brahmantyo, panitia Pak Raden Ngamen.
Jawa Pos sempat blusukan ke dalam rumah Pak Raden yang sudah tampak kusam dan kurang terawat. Selain debu tebal yang menempel di meja, lemari, dan sudut-sudut bangunan lain, tembok dan plafonnya mulai berlumut. Udaranya cukup pengap. Di rumah itu, Pak Raden ditemani pembantu dan dua kucing kesayangannya, Pussy dan Kacung.
Sementara itu, di ruang tengah rumahnya terpampang 12 lukisan bertema wayang. "Selain pendongeng, sebenarnya saya juga pelukis dan penyanyi. Kalau ada yang mau beli, saya jual lukisan-lukisan ini," katanya sambil menunjuk lukisan karyanya.
Sedangkan di ruangan sebelahnya yang lebih kecil, Pak Raden menjadikannya sebagai studio untuk melukis. Di ruangan itu dipenuhi kanvas dan lukisan-lukisan yang sudah jadi maupun setengah jadi. Semua bertema anak-anak. Ada yang bergambar anak-anak menari, mendalang, bermain layangan, dan lainnya.
Boneka si Unyil pernah ngetop pada era 1980-1990-an. Meski kini versi aslinya sudah tidak tayang lagi, sosok Unyil masih laku di layar kaca dengan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala