Pak Sandi Mengidap Sindrom Narsistik Media Sosial, ya?

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menyayangkan unggahan Menteri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang menyindir Komisi X DPR RI di media sosial.
Meski unggahan itu telah dihapus, Sandi tampaknya tidak menyadari bahwa ia merupakan pejabat negara.
"Cukup disayangkan jika hanya persoalan undangan berolahraga dan meninjau UMKM di GBK menimbulkan polemik, terlebih dilakukan oleh menteri. Terlebih jika kegiatan tersebut hanya sebatas undangan biasa," kata Dedi kepada jpnn.com, Kamis (28/1).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu menambahkan, perlu ada pihak yang mengawasi Sandi bermedia sosial.
Sebab, kata Dedi, cara Sandi menggunakan media sosial bisa membuat ketidakstabilan politik nasional, apalagi sampai mem-framing dirinya benar, dan pihak lain salah.
"Sandiaga perlu mendapat pendampingan media sosial jika ingin tetap aktif di sana, sebagai pejabat publik ia tidak dapat leluasa mengekspresikan semua hal yang sedang alami, kecuali ia memang mengidap sindrom narsistik media sosial," kata Dedi.
Seperti diketahui, Sandi berseteru dengan sejumlah anggota Komisi X DPR RI akibat unggahannya di media sosial.
Adapun hal itu dimulai dari unggahan Sandi di media sosial yang menyebut anggota Komisi X DPR mayoritas tidur, sehingga tidak mengindahkan undangannya berolahraga sekaligus melihat UMKM di GBK.
Dedi Kurnia Syah menanyakan maksud unggahan Menparekraf Sandiaga Uno yang menyindir Komisi X DPR.
- RUU KUHAP Bolehkan Lapor Polisi Via Medsos, Sahroni: Mudah dan Antipungli!
- Fauzi Amro Lepas Rombongan Mudik Gratis SAFA ke Sumsel
- Verrell Bramasta: Pendidikan Adalah Kunci untuk Menciptakan Generasi Unggul
- ISACA Indonesia Lantik Pengurus Baru 2025-2027 di Annual General Meeting 2025
- Mahasiswa Imbau Masyarakat Jangan Terprovokasi Hoaks di Medsos
- Sandiaga Uno: Istikamah Jadi Kunci OK OCE Memperluas Bisnis dan Lapangan Kerja