Pakai Intonasi Tinggi, Bikin Megawati Terkejut

Pakai Intonasi Tinggi, Bikin Megawati Terkejut
SAKRAL: Paulus Pai yang bertindak sebagai atonis mengalungkan selendang tenun kepada wartawan Jawa Pos Diar Candra. F-YOPI TAPENU/TIMOR EKSPRES

"Biasanya hanya dari kalangan keturunan amaf (pembantu raja, Red) yang menjadi penutur natoni ini. Kebetulan saya ini amaf suku Molo," tambah Paulus. Di wilayah Timor Tengah Selatan, mayoritas masyarakat berasal dari suku Amanuban, Amanatun, dan Molo.  

Ada bermacam-macam variasi natoni. Natoni dalam penyambutan tamu seperti yang dilakukan terhadap Jawa Pos berbeda dengan kegiatan lain. Natoni biasa dilakukan dalam acara pernikahan, panen desa, kematian, rumah baru, syukuran adat, dan kelahiran bayi.

Natoni juga bisa berakibat buruk terhadap mereka yang salah mengucapkan. Atonis yang salah ucap bisa celaka atau mengalami nasib buruk. Tak sedikit pula yang berakhir kematian.

"Pernah ada kejadian usai natoni. Salah seorang atonis batuk darah. Rupanya, atonis itu salah ucap. Tak berapa lama atonis tersebut meninggal dunia. Kejadian seperti itu berulang-ulang terjadi," ungkap Paulus.

Simson Panam, sang atonis yang mewakili tamu, menambahkan bahwa asal keluarga para pelaku natoni tecermin dari bentuk tutup kepala yang dikenakan. Tutup kepala terbuat dari kain tenun yang motifnya mirip batik.

"Kalau bertanduk dua itu menunjukkan mereka adalah keturunan raja atau bangsawan. Kalau bertanduk satu, mereka berarti dari keluarga pahlawan," tutur Simson. Simson bergabung dalam barisan adat natoni sejak 2007. Proses yang dilalui pria berusia 54 tahun itu pun sama dengan yang dialami Paulus.

Di sisi lain, kemampuan atonis Paulus dan Simson itu membuat keduanya pernah bertemu dengan presiden Indonesia. Paulus bahkan dua kali bertemu Megawati Soekarnoputri. Yakni, pada 2003, ketika Megawati menjabat presiden keempat, dan 2008, saat Megawati berkunjung ke Kupang sebagai ketua umum PDIP. Sementara itu, Simson pernah sekali menyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di SoE pada 2011.

Paulus dan Simson tak merasa grogi meski menyambut orang nomor satu di republik ini. Keduanya pun tak mempersiapkan apa yang harus diucapkan saat berjumpa presiden. Mereka percaya bahwa kekuatan luhur akan membimbingnya selama berniat baik.

Masyarakat Timor punya tradisi khusus untuk menyambut tamu yang dinamakan natoni. Tak sembarang orang bisa memimpin ritual itu. Wartawan Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News