Pakai Jasa Influencer, Pertanda Pemerintah Tak Percaya Diri dengan Kinerjanya

"Dan ini bahaya, karena rakyat akan termanipulasi," tutup Ujang.
Dari total Rp 1,29 triliun tersebut, ICW menemukan aktivitas digital berdasarkan kata kunci.
Di antaranya media sosial dengan jumlah paket pengadaan sebanyak 68 senilai Rp 1,16 triliun, influencer sebanyak 40 paket pengadaan dengan nilai Rp 90,45 miliar, konsultan komunikasi sebanyak 7 paket pengadaan dengan nilai Rp 2,55 miliar.
Selanjutnya, kampanye online sebanyak 5 paket pengadaan dengan nilai Rp 9,64 miliar, media sebanyak 5 paket pengadaan dengan nilai Rp 4,22 miliar, kampanye digital sebanyak 3 paket pengadaan dengan nilai Rp 19,21 miliar, media online sebanyak 2 paket pengadaan dengan nilai Rp 4,18 miliar, Youtube sebanyak 2 paket pengadaan dengan nilai Rp 344,3 juta dan branding sebanyak 1 paket pengadaan dengan nilai Rp 2,5 miliar. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Ujang Komarudin menilai, pemerintah seperti berupaya memanipulasi kebijakan menggunakan jasa influencer dengan anggaran Rp 90,4 miliar.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Perjalanan Karier Riqi Eno, Belajar Akting dari Mendiang Pretty Asmara
- Deri Kamaludin, dari Reviewer Skincare ke Influencer BUMN
- Massa Tolak Promosi LGBT Demo di Kantor MUI
- 60 Influencer Terpilih Jadi Penebar Kebaikan Hijab Tiebymin
- BPOM: Influencer Tak Berwenang Beri Label Approved pada Kosmetik
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer