Pakai Mesin Ketik Kuno, Siapkan Buku Keseratus
Selasa, 23 April 2013 – 16:14 WIB

EMPAT JAM SEHARI: Romo Tondo di depan mesin ketik manualnya yang terus menghasilkan buku-buku inspiratif. FOTO: Kardono setyorakhmadi/Jawa Pos
"Tapi, saya lebih banyak menulis pada pagi itu. Enak sekali menulis pada jam-jam seperti itu. Tenang, inspirasi mengalir deras," terangnya.
Pukul 07.00, dia baru beraktivitas ke luar kantor. Entah memberi kuliah, memberi pelayanan kepada jemaat, atau menghadiri undangan seminar. "Saya kerap mendapat undangan seminar atau menjadi pembicara," akunya.
Siangnya, kalau sempat pulang, biasanya Romo Tondo memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat satu"dua jam. Setelah itu, dia beraktivitas lagi. Pulang ke rumah sekitar pukul 21.00. Dia melanjutkan keasyikannya di depan mesin ketik. "Paling cepat pukul 23.00 saya baru bisa tidur," tuturnya.
Romo Tondo mengakui bahwa "gen menulis" itu didapatnya dari keluarga nenek moyangnya, termasuk Raden Ajeng Kartini, pahlawan emansipasi perempuan yang merupakan adik kakeknya.
Produktivitas Prof Dr KRMT John Tondowidjojo Tondodiningrat dalam menulis buku tak lepas dari "gen menulis" keluarga nenek moyangnya, Adipati
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu