Pakai Mesin Ketik Kuno, Siapkan Buku Keseratus
Selasa, 23 April 2013 – 16:14 WIB

EMPAT JAM SEHARI: Romo Tondo di depan mesin ketik manualnya yang terus menghasilkan buku-buku inspiratif. FOTO: Kardono setyorakhmadi/Jawa Pos
Pada tahun itulah Romo Tondo mulai membuat bukunya yang pertama. Hingga kini, 48 tahun kemudian, sudah 95 buku dia terbitkan. Belum terhitung artikelnya yang jumlahnya hampir seribu.
Romo Tondo juga mengakui bahwa tulisannya banyak dipengaruhi pemikiran Kartini. Sebab, dalam tulisan-tulisannya, Kartini selalu memperhatikan situasi masyarakat dan kehidupan manusia. Misalnya, dia bisa tahu buruknya pengaruh candu atau kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang membuat petani makin sengsara.
Selain itu, Romo Tondo bersyukur karena keluarga besarnya sangat peduli pada pendidikan. Maka, setelah lulus sekolah seminari, dia mengambil sarjana muda di Sekolah Tinggi Filsafat Surabaya (kini sudah tidak ada). Begitu pula ketika Romo Tondo memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Eropa, keluarganya terus mendorong.
Buntutnya, pendidikan yang ditempuh Romo Tondo berjalan mulus. Dia sukses meraih gelar S-2 dalam dua bidang sekaligus. Yakni, teologi dan musik. "Saya bersekolah musik di Venezia, Italia," tuturnya.
Produktivitas Prof Dr KRMT John Tondowidjojo Tondodiningrat dalam menulis buku tak lepas dari "gen menulis" keluarga nenek moyangnya, Adipati
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu