Pakai Mesin Ketik Kuno, Siapkan Buku Keseratus
Selasa, 23 April 2013 – 16:14 WIB

EMPAT JAM SEHARI: Romo Tondo di depan mesin ketik manualnya yang terus menghasilkan buku-buku inspiratif. FOTO: Kardono setyorakhmadi/Jawa Pos
Dia mendapatkan gelar guru besar di bidang ethnologia di Perguruan Tinggi Kepausan di Urbaniana pada 1999. Setelah itu, dia pergi ke Inggris untuk memperdalam bidang komunikasi lewat art and media communication. "Saya percaya bahwa akar permasalahan problem sosial adalah komunikasi," tegasnya.
Hingga lanjut usia, Romo Tondo terus berkarya dan dikenal luas, semata-mata bukan karena dia cucu Kartini. Dia eksis karena perjuangannya yang gigih. "Saya baru akan pensiun setelah tidak bisa apa-apa lagi," tandasnya, lantas tertawa. (*/ari)
Produktivitas Prof Dr KRMT John Tondowidjojo Tondodiningrat dalam menulis buku tak lepas dari "gen menulis" keluarga nenek moyangnya, Adipati
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu