Pakar Bioteknologi Sebut Penyesuaian Tarif Air di Jakarta Tak Bisa Dihindari
jpnn.com, JAKARTA - Pakar Bioteknologi Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Firdaus Ali mengatakan penyesuaian tarif air di Jakarta menjadi langkah yang tak terhindarkan.
Hal itu untuk membantu kelangsungan penyediaan air bersih di Jakarta.
Firdaus Ali yang turut menyusun visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Pramono Anung dan Rano Karno itu menjelaskan cakupan layanan air minum perpipaan di Jakarta baru mencapai 44 persen.
Padahal, PAM Jaya masih butuh investasi besar agar cakupan layanan air bisa mencapai 100 persen.
“Maka dalam konteks itu penyesuaian tarif itu menjadi sesuatu yang tidak bisa kita hindari,” ucap Firdaus Ali dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/2).
Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institut itu mengingatkan penyesuaian tarif perlu difokuskan pada sektor komersial dan industri, yang selama ini menikmati tarif air yang relatif rendah.
Dia menuturkan tarif untuk sektor komersial bisa dinaikkan hingga 3 kali lipat demi mengurangi ketimpangan dalam distribusi air.
“Saya titip tarif yang dinaikkan itu kepada yang tadi yang namanya komersial ke atas, kalau perlu naik tiga kali lipat. Ya, kenapa? Karena selama ini mereka kemudian tadi menikmati air dalam harga yang murah-murah,” kata dia.
Firdaus Ali mengatakan bahwa penyesuaian tarif air di Jakarta menjadi langkah yang tak terhindarkan.
- PSI Kritik Kenaikan Tarif Air Bersih, Akademisi Beri Penjelasan Begini
- Legislator DKI Mengapresiasi Gerak Cepat PAM Jaya Bantu Korban Kebakaran Kemayoran
- Rapat di DPR, Mendagri Tito Ungkap Efisiensi Anggaran Kemendagri Lebih 50 Persen
- PAM JAYA Pastikan Turut Berkontribusi dalam Program Makan Bergizi Gratis
- Tingkatkan Pelayanan, PAM Jaya Berikan Tandon Air Gratis untuk Warga
- Francine PSI: Tarif PAM Jakarta Naik dan Langgar Aturan, Kepgub 730/2024 Harus Dicabut