Pakar di Inggris Khawatir Varian Delta Menyebar Lebih Cepat karena Pelonggaran Aturan

Pada tanggal 7 Juli, Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge mengatakan pemerintah mengakui adanya kenaikan cepat dalam kasus baru dengan penularan naik dua kali lipat menjadi 8.000 kasus sampai hari Selasa 6 Juli.
Pemerintah kemudian meminta pertimbangan darurat dari tim manajemen wabah negeri itu.
Tanggal 9 Juli, dalam 24 jam saja tercatat 7 ribu kasus dengan hampir 75 persen penderita kasus baru ini adalah anak muda dan 50 persen dari kasus terkena varian Delta yang penyebarannya sangat cepat.
Walau kenaikan kasus belum membuat penderita harus dibawa ke rumah sakit, Menteri de Jonge mengatakan rumah sakit bisa kewalahan lagi dengan kenaikan kasus yang tidak terduga, sehingga pemerintah tidak memiliki pilihan kecuali melakukan pembatasan lagi.
Kafe, bar dan restoran harus tutup lebih cepat dan jaga jarak serta tempat duduk tetap sekarang diberlakukan bagi pengunjung.
Klub malam juga terpaksa tutup dan festival yang mendatangkan massa dalam jumlah besar dibatalkan sampai setidaknya 14 Agustus.
'Kami membuat keputusan buruk'
Hari Senin lalu, PM Belanda Mark Rutte meminta maaf dan mengakui bahwa pembatasan dicabut terlalu cepat.
"Apa yang kami perkirakan bisa dilakukan ternyata tidak bisa dilakukan dalam kenyataannya," katanya.
Hari Senin (19/07) Inggris akan melonggarkan semua pembatasan berkenaan dengan COVID, namun pengalaman yang dilakukan Belanda bisa menjadi pelajaran penting apakah kebijakan tersebut tepat untuk dilakukan saat ini
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia