Pakar Dorong Tes Serologi Massal di Era Normal Baru
"Dengan diketahuinya informasi ini, pemerintah bisa merancang program-program kesehatan masyarakat, termasuk di antaranya pelonggaran PSBB," katanya.
Saat melakukan tes serologi, dia mengatakan tingkat spesifik dan sensitivitas produk yang digunakan perlu diperhatikan agar tingkat akurasi pengukuran semakin tinggi.
Jika kemudian pasien mendapatkan hasil uji positif terhadap virus, kata dia, maka pasien akan dirujuk untuk tes PCR untuk mendapatkan hasil paling akurat.
"Tes ini harus dilakukan secara massal, dan berkala atau berulang. Misalnya, pada minggu ini dilakukan survey serologi pada seribu orang warga Jakarta secara acak. Maka, minggu depan diulangi lagi dan seterusnya," katanya.
Dia mengatakan tes jenis itu efektif dilakukan untuk pabrik dan tambang yang memiliki pekerja mencapai ratusan dan ribuan.
"Bisa juga dilakukan pada komunitas-komunitas tertentu, seperti pada tenaga kesehatan, polri, driver ojol, dan petugas transportasi seperti TransJakarta, MRT, Commuter Line," katanya.
Dono mengatakan pemerintah harus menanggung biaya tes serologi itu karena lebih hemat dari PCR tetapi jika masyarakat yang menanggung tes massal tentu sangat berat. (antara/jpnn)
Berkumpulnya para pekerja di era normal baru dalam satu waktu dan satu tempat memungkinkan terjadinya kluster-kluster baru COVID-19.
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru