Pakar Epidemiologi: Kata Herd Immunity Bisa Jadi Harapan Palsu
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah gencar melakukan vaksinasi Covid-19 kepada sekitar 208 juta masyarakat Indonesia dengan tujuan menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan herd immunity tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat.
"Jangankan herd immunity ya, treshold (ambang, red) herd immunity saja sulit dicapai dengan mudah apalagi dalam waktu singkat," kata Dicky saat dihubungi JPNN.com, Kamis (12/8).
Dicky berharap penggunaan kata herd immunity tidak menjadi suatu harapan palsu bagi masyarakat, karena sulit untuk mewujudkannya di saat cakupan vaksinasi di Indonesia dinilai masih rendah dan kemunculan varian Delta.
"Kita harus cukup bijak menggunakan kata-kata herd immunity ini. Jangan sampai jadi PHP (pemberi harapan palsu) nantinya karena cenderung makin sulit sekarang apalagi dengan angka reproduksi delta yang tinggi," tutur Dicky.
Mengenai program vaksinasi yang saat ini sedang dikejar pemerintah, Dicky menilai upaya tersebut merupakan strategi jangka pendek.
"Vaksinasi itu di jangka pendek dan menegah saja untuk melindungi kasus infeksi, menurunkan kematian, dan mengurangi beban di fasilitas kesehatan," lanjutnya.
Dicky menyebutkan negara lain seperti Kanada dan Israel yang cakupan vaksinasinya lebih dari 50 persen belum bisa mengeklaim negara mereka telah mencapai herd immunity.
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan herd immunity tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Menkes Dorong Kemandirian Produksi Vaksin Dalam Negeri
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19