Pakar Ingatkan Pentingnya Edukasi Fungsi Vaksin Sejak Ada Fenomena Joki Vaksin COVID-19
Kurangnya edukasi soal fungsi vaksin
Selama pandemi di Indonesia, tidak hanya Abdul Rahim yang pernah menjadi joki.
Minggu lalu (06/01), polisi sempat mengamankan seseorang yang diduga joki vaksin di Banjarmasin Timur dan tiga orang joki karantina yang dibayar warga negara asing tahun lalu.
Warga di Indonesia sudah diperingatkan untuk "mewaspadai fenomena joki karantina".
Masdalina mengatakan fenomena ini mencerminkan adanya "permintaan" dari warga, selain juga menunjukkan kurangnya edukasi mengenai fungsi vaksin.
"Memang di awal-awal kita bukan mengarahkan atau mengedukasi masyarakat tentang fungsi vaksin, tapi lebih kepada membuat regulasi di mana mereka mau tidak mau dipaksa untuk vaksin," ujar Masdalina.
"Contohnya mereka tidak bisa pergi ke mal atau naik pesawat kalau tidak vaksin. Hal seperti itu sebenarnya masih jauh kaitannya dengan fungsi vaksin itu sendiri."
Melalui pemeriksaan laboratorium, drg Dyah mengatakan pihaknya menemukan "sepintas ada kekentalan darah lebih dari orang yang normal" pada tubuh Rahim yang sudah belasan kali divaksinasi, namun selain itu, kondisi fisiknya dinyatakan normal.
Ia mengatakan Rahim telah menerima jenis vaksin yang berbeda-beda, yaitu Sinovac, Pfizer dan Moderna.
Warga akan merasa vaksinasi sebagai pemaksaan, jika yang ditekankan adalah tidak bisa masuk ke mal atau naik pesawat kalau belum divaksinasi
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kabar Australia: Pekerja Qantas Mogok Kerja Seharian, Minta Naik Gaji