Pakar Ini Bedakan Level Cak Imin & Mahfud dengan Gibran, Ada Istilah Karbitan

Pakar Ini Bedakan Level Cak Imin & Mahfud dengan Gibran, Ada Istilah Karbitan
Muhaimin Iskandar (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka di atas panggung Debat Cawapres Pemilu 2024 di Gedung JCC, Jakarta, Minggu (21/1). Foto : Ricardo/JPNN.com

"Mereka menunjukkan pemahaman mendalam tentang isu dan potensi solusinya, serta kemampuan untuk mengkomunikasikannya kepada publik dengan efektif," ucapnya.

Di sisi lain, Achmad Nur menyebut ada Gibran yang penampilannya dalam debat terakhir menunjukkan kekurangan yang mencolok.

"Sebagai contoh, ketika Gibran menyentuh soal litium. Pertanyaannya tidak jelas arah dan tujuannya dalam konteks kebijakan nasional. Ini mencerminkan kurangnya pemahaman substansial tentang isu yang dibahas," tuturnya.

Dia juga menilai perilaku Gibran menunjukkan kecenderungan lebih mengutamakan gimmick ketimbang substansi, seperti permainan anak sekolah daripada debat serius tentang masa depan bangsa.

Selain itu, kata Achmad Nur, sikap Gibran cenderung tengil dan kurang menghargai etika debat kebijakan, seperti yang diperlihatkan dalam interaksi dengan Muhaimin dan Mahfud MD, menunjukkan kekurangan dalam kematangan dan pemahaman etika politik.

"Gibran, dalam debat ini, tidak hanya gagal menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang matang, tetapi juga sebagai seseorang yang belum cukup serius dalam berkontribusi pada diskusi kebijakan publik," ujarnya.

Achmad menilai kepemimpinan membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan untuk menarik perhatian, yakni perlu kedalaman, kematangan, dan komitmen terhadap substansi.

Dari apa yang telah disaksikan publik pada debat cawapres terakhir, katanya, Gibran masih jauh dari standar tersebut.

Pakar kebijakan publik Achmad Nur Hidayat membedakan level Cawapres RI Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD dengan Gibran. Ada istilah karbitan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News