Pakar ITB: Bandung Minim Ruang Terbuka Hijau
"Kalau misalkan harga tanah per meternya Rp. 1 juta, berarti harus menyiapkan sedikitnya Rp. 800 milyar pertahun hanya untuk pembebasan tanah, belum infrastruktur," terangnya.
Disinggung mengenai kebijakan pemkot membangun dan merevitalisasi sejumlah taman, sebetulnya, Ia katakan, kalau melihat segi RTH, taman yang ada di Kota Bandung lebih banyak perkerasannya dibandingkan hijaunya.
"Ini taman, lihat lebih banyak yang hijau atau yang keras (yang tidak bisa meresap air)? Tiap taman, misal dari satu hektar, mungkin cuman 2000 persegi yang hijaunya. Makanya, saya lebih suka menyebut taman yang ada saat ini adalah ruang terbuka publik, bukan ruang terbuka hijau. Karena lebih banyak kerasnya. Kalau di UU disebut RTNH (Ruang Terbuka Non Hijau). Sedangkan yang 20% itu kan yang hijaunya saja yang dihitung," katanya.
Sejauh ini kebijakan pemkot ia nilaihanya ingin membuat Bandung berkembang namun mengabaikan pentingnya ruang terbuka hijau.
"Pemkot, harus memperbanyak RTH, untuk ekologi dan iklim mikro juga kan bagus, supaya teduh," pungkasnya. (bbb/dil/jpnn)
BANDUNG – Banjir bandang yang menerjang Kota Bandung tak luput dari perhatian pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Denny Zulkaidi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pastikan Keselamatan Penumpang, Kapolres Banyuasin Lakukan Monitoring di Pelabuhan
- Kasus Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Polisi Tetapkan Sopir Truk jadi Tersangka
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda
- Hewan Dilindungi Macan Akar Mati Terlindas di Tol Dumai-Pekanbaru