Pakar Kanker Hati di Australia Ini Berasal Dari Timor Timur

Dia enam tahun lebih tua dari kebanyakan anak saat dia mengenakan seragam sekolah untuk pertama kalinya di usia 12 tahun.
"Ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagi saya - bertemu dengan sesama siswa dan belajar dan berada di kelas. " katanya.
Tapi bukan hanya dia sangat tertinggal, dia juga berada di sekolah yang mengajar dalam bahasa pengantar yang tidak dipelajarinya dari lahir.
Di rumah, keluarganya berbicara dengan Bahasa Haka, sebuah dialek China, dan Dr Angelina Lay juga telah menyerap bahasa Tetum, bahasa Timor.
Tapi ketika Timor Timur di bawah pendudukan Indonesia, sekolahnya menggunakan bahasa Indonesia.
Awal yang baru
Ketika konflik di Timor Timur memburuk pada awal 1990-an keluarga Dr Angelina Lay memutuskan pindah ke Sydney.
Di sana dia harus memulai sekolah baru, kali ini di usia 19 tahun, dengan hanya mengikuti kursus singkat bahasa Inggris selama enama bulan.
Dia ingat harus mempelajari sebuah novel untuk ujian akhir sekolah menengah di negara bagian New South Wales (HSC) dan di dalam buku itu kemudian penuh coretan terjemahan dalam bahasa Indonesia.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia