Pakar Kanker Hati di Australia Ini Berasal Dari Timor Timur
Target berikutnya adalah target PhD, dengan menghasilkan tidak hanya penelitian baru yang canggih dalam memahami pengobatan kanker, tapi juga tesis yang sudah diterima untuk dipublikasikan di majalah sains bergengsi Nature.
Dengan prestasinya itu karirnya terbentuk, dan pintu menuju laboratorium di seluruh dunia terbuka baginya.
Setelah delapan tahun melakukan pekerjaan postdoctoral di AS, Dr Lay kembali ke Sydney dengan beberapa terbitan lagi atas namanya, juga seorang suami dan seorang putra, dan mulai bekerja menjadi peneliti di Centenary Institute.
Pertarungan lain
Tapi meski dengan semua prestasi yang sudah diraihnya, dia masih menganggap sains sebagai bidang yang sulit untuk dikerjakan sebagai seorang perempuan.
"Ketika Anda masuk ke dunia sains, ini adalah bidang yang didominasi laki-laki, tapi bukan berarti tidak ada kesempatan bagi perempuan," katanya.
"Jika saya bisa melakukannya, siapapun bisa melakukannya.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat