Pakar Kemanan Siber Mengaku tak Bisa Merekomendasikan Aplikasi Azan yang Aman

"Lalu dicek secara berkesinambungan faktanya apakah aplikasi tersebut benar melakukan hal ini dan tidak melakukan pencurian data," ujar Alfons.
Pendiri PT. Vaksincom itu mengatakan pemerintah atau pengembang aplikasi swasta dalam negeri juga bisa mengambil inisiatif untuk membuat aplikasi yang populer dan berguna di masyarakat, seperti aplikasi azan.
Masyarakat Indonesia tentu akan lebih tenang terkait keamanan data pribadinya jika aplikas dibuat oleh pengembang dalam negeri.
Dia memberi contoh penggunaan domain .id dan .co.id yang dikelola oleh Pandi (Pengelola Nama Domain Indonesia).
Domain tersebut dinilai jauh lebih aman dari aksi penyalahgunaan, seperti phising atau pencurian data dibanding domain .com.
Jika domain yang dikelola Pandi terindentifikasi melakukan aksi jahat, Pandi akan cepat bereaksi.
Pandi, lanjut Alfons, memang bertugas menjaga keamanan domain .id sehingga pelaku penipuan dan phising juga akan menghindari penggunaan domain .id untuk melakukan aksi jahat. (mcr9/jpnn)
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengaku tidak bisa merekomendasikan aplikasi azan yang aman dari penyadapan atau pencurian data.
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih
- PP Hima Persis Hadirkan Aplikasi Satind Sebagai Upaya Digitalisasi Organisasi
- Berkinerja Moncer Sepanjang 2024, Bluebird Bukukan Pendapatan Rp 5,04 Triliun
- Solusi Rumah Tetap Bersih saat Asisten Rumah Tangga Mudik Lebaran
- Aplikasi Kasir Online Kantong UMKM Dorong Pelaku Usaha Bandung Melek Teknologi
- 5 Manfaat Aplikasi SCM untuk Pengelolaan Manajemen Rantai Pasok
- Indonesia Digital Forum 2025, Kolaborasi untuk Perkuat Industri Internet