Pakar Komunikasi: Prabowo Eksplosif, Jokowi Lebih Orisinil
jpnn.com - JAKARTA - Pakar komunikasi politik Universitas Diponegoro, Triyono Lukmantoro menilai, dua calon presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) memiliki perbedaan yang sangat bertolak belakang dalam hal berkomunikasi dengan rakyat.
Namun dari perbedaan itu, menurut Triyono, cara komunikasi Jokowi yang sedang populer alias lebih disukai rakyat.
Kata Triyono, gaya Prabowo berkomunikasi tidak asli, atau menjiplak tokoh-tokoh seperti Soekarno. Selain itu, dia menilai, cara Prabowo berkomunikasi pun kerap meledak-ledak atau eksplosif dan sangat emosional.
Hal itu berbeda dengan gaya dan cara Jokowi berkomunikasi. "Gaya komunikasi dan pidato Jokowi tidak meledak-ledak, tidak emosional, dan menggunakan bahasa sehari-hari, sederhana dan biasa digunakan banyak orang. Jokowi jauh lebih orisinal ketimbang Prabowo, karena tidak menjiplak gaya berpidato atau berbicara siapa pun. Jokowi menjadi dirinya sendiri," ujar Triyono di Jakarta, Rabu (4/6).
Triyono mengungkap, gaya dan cara komunikasi Jokowi yang menggunakan bahasa lebih sederhana dan merakyat, menjadi jauh lebih disukai.
Sebab, lanjutnya, masyarakat jadi lebih memahami pesan-pesan komunikasi yang disampaikan oleh Jokowi. "Dari sisi fisik, maaf, mungkin Jokowi biasa. Nada bicara yang disampaikan pun biasa. Namun, topik yang dibahas oleh Jokowi adalah masalah-masalah konkret, masalah sehari-hari yang dialami masyarakat. Misalnya, Jokowi membahas masalah pedagang di pasar dengan bahasa yang sederhana," ujarnya.
Berbeda cara Prabowo berkomunikasi dengan rakyat yang menggunakan bahasa elite. Apalagi, kata Triyono, konsep komunikasi Prabowo abstrak.
"Prabowo kerap bicara tentang nasionalisme, kapitalisme dan neoliberalisme. Dia menganggap masyarakat sudah paham tentang nasionalisme dan istilah-istilah itu," ujar Triyono.
JAKARTA - Pakar komunikasi politik Universitas Diponegoro, Triyono Lukmantoro menilai, dua calon presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan Joko Widodo
- Tingkatkan Bantuan Pengamanan, PTPN IV Jalin MoU dengan Polda Sumut
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi