Pakar Matematika Sebut Indonesia Sulit Maju karena Lebih Fokus Bidang Teknik
Lantas bagaimana meningkatkan kecintaan siswa terhadap sains? Menurut Hadi, kuncinya ada di guru dan orang tua.
Jadilah guru dan ortu yang baik. Dan, yang paling penting adalah bagaimana menyampaikan sains itu dengan rasa cinta, bukan teori.
"Kalau saya sampaikan teori matematika misalnya, yang diingat anak adalah angka. Namun, bila yang mengajar ada rasa cinta maka anak-anak jadi semangat, menganggap matematika itu adalah bermain logika," ujarnya.
Ilmu pengetahuan, kata Hadi, jangan dianggap sebagai hafalan. Matematika itu intinya logika.
Matematika bukan menghitung tetapi bagaimana berpikir logis untuk menarik kesimpulan.
Selain cinta, hal lain yang harus dikembangkan adalah fokus kerja sama. Jangan hanya fokus pada ilmu teknik. Kalau hanya fokus pada teknik, dia yakin Indonesia tidak akan maju.
"Tidak ada satu negara pun yang akan maju kalau hanya fokus pada teknik dan melupakan sains. Negara akan maju bila semua saling bersinergi dan kerja sama. Harus ada kerja sama untuk mengembangkan iptek. Nah, di Indonesia enggak ada itu. Jangankan bidang lain, sesama matematikawan saja sulit bersinergi makanya ini yang harus diubah," bebernya.
Lebih lanjut dikatakan Hadi, ilmu itu berkembang secara kontinyu. Inti dari sains Islami adalah bagaimana meningkatkan iman kita. Dan, ilmu pengetahuan yang paling Islami adalah matematika.
Pakar Matematika Prof Dr Hadi Susanto menilai, Indonesia lebih fokus pada bidang engineering atau teknik. Sedangkan sains masih dianggap level dua.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN