Pakar Nilai Presiden Harus Mengizinkan Kejagung Periksa Achsanul BPK
jpnn.com, JAKARTA - Ahli hukum pidana Abdul Fickar Hadjar mengatakan Presiden Joko Widodo seharusnya memberi izin kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk memeriksa pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Achsanul Qosasih.
“Jika Presiden Jokowi tidak memberi izin justru akan dicuriga dengan pertanyaan ada apa presiden sampai melindungi orang yang hendak diperiksa Kejagung,” kata Abdul Hadjar, Senin (30/10).
Ada sejumlah kekhawatiran publik bahwa presiden Jokowi tidak akan memberi izin. Sebab, Achsanul Qosasih sebelumnya adalah orang parpol, yang parpolnya menjadi pengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Menurut Abdul Fickar, pengusutan tindak pidana tidak ada hubungannya dengan politik. Termasuk hal yang berkait dengan Pilpres 2024.
“Sepanjang diminta oleh penegak hukum, seperti Kejagung maka presiden harus memberi izin,” kata Abdul Hadjar.
Pengajar Universitas Trisaksi ini mengapresiasi Kejagung yang berusaha mengusut semua pihak yang diduga terkait dengan penyalahgunaan dana pembangunan BTS 4G Baksi Kemeninfo.
“Orang ataupun lembaga yang di persidangan itu dibuka (disebut namanya saat persidangan) menggunakan uang hasil kejahatan itu harus diperiksa,” ungkap Abdul Hadjar.
Sebelumnya, Kejagung memastikan akan memeriksa Achsanul Qosasi terkait dugaan penerimaan aliran uang korupsi Rp 40 miliar dalam kasus BTS 4G BAKTI Kemenkominfo.
Sebelumnya, Kejagung memastikan akan memeriksa Achsanul Qosasi terkait dugaan penerimaan aliran uang korupsi Rp 40 miliar dalam kasus BTS 4G BAKTI Kemenkominfo
- Hakim Sebut Tuntutan ke Harvey Moeis Terlalu Berat, Kejagung Merespons Begini
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Belajar dari BLBI, CBC Dorong Kejagung & BPK Sita Dana Judi Online di Bank, E-Wallet & Operator Seluler
- Prabowo Berikan Amnesti ke 44 Ribu Narapidana, Ada Tahanan Politik hingga Narkotika
- Taspen Gandeng Kejagung Sosialisasikan Antikorupsi Demi Lingkungan Kerja yang Bersih
- Minta Kortas Tipikor Bersihkan Internal Kepolisian Dulu, Sahroni: Itu Baru Keren