Pakar: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Semu
Rabu, 03 Februari 2010 – 14:15 WIB
JAKARTA- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi pascakrisis ekonomi global dinilai semu. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 4 persen tidak mampu mengatasi kemiskinan.
Pakar Otda dari LIPI, Wijaya Adi mengatakan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia masih rendah karena pertumbuhan ekonomi hanya didominasi konsumsi, bukan investasi. Jika pertumbuhan ekonomi didominasi investasi akan banyak tenaga kerja yang terserap.
"Konsumsi memang perlu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tapi harusnya investasi yang lebih banyak. Bagaimana lapangan kerja terbuka kalau investasinya tidak ada," kata Wijaya dalam RDPU dengan Badan Anggaran DPR RI, Rabu (3/1).
Dia mencontohkan negara RRC yang masyarakatnya sangat mementingkan investasi asing. Sehingga pertumbuhan ekonominya selalu di atas 10 persen. "Beda dengan Indonesia, yang mematok pertumbuhan ekonomi di atas tapi tidak tercapai karena selalu diperoleh di bawah target. Sedangkan RRC mematok pertumbuhan ekonomi di bawah selalu tapi hasilnya di atas target," terangnya.
JAKARTA- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi pascakrisis ekonomi global dinilai semu. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya