Pakar PR Crisis: Kemampuan Mahasiswa di Medsos jadi Penentu
Dian selanjutnya membahas tentang isu dan bagaimana isu bisa datang kapan saja. Penting untuk melatih sense of crisis.
Selain dari teori, dia berpendapat melatih sense of crisis juga bisa dari studi literatur dan kasus-kasus yang ada.
“Jangan ditutup, harus open, apalagi di zaman medsos. Ciri khas netizen Indonesia adalah mempunyai keingintahuan yang sangat tinggi sehingga ada tuntutan untuk merespons terhadap kebutuhan publik,' tuturnya.
Mohammad Akbar, seorang jurnalis Republika menjabarkan tentang peran media dalam membentuk persepsi publik.
Perilaku netizen adalah ingin bicara karena itu media ada untuk memberikan topik obrolan. Pandangannya adalah bahwa media mempunyai kaidah dan etika.
“Media yang sudah terverifikasi tidak mencomot berita dari sosial media seenaknya,” ujarnya.
Dia berpesan agar para calon public relations specialist untuk membiasakan diri menulis, khususnya siaran pers.
Dia percaya itu akan melatih menulis informasi untuk tetap berada dalam konteks yang diinginkan penulis.
Pakar PR Crisis mengatakan mahasiswa tidak hanya diukur dari kemampuan akademis tetapi juga dari kemampuannya di media sosial.
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya