Pakar Sebut Kebijakan Penghentian Siaran Televisi Analog di Jabodetabek Kurang Tepat
![Pakar Sebut Kebijakan Penghentian Siaran Televisi Analog di Jabodetabek Kurang Tepat](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2020/04/16/IMG_20200416_125624.jpg)
Hanya saja, waktu penerapan kebijakan tersebut dinilai kurang tepat karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah terlebih dahulu.
Kebijakan tersebut juga dinilai memberatkan masyarakat, karena harus membeli perangkat Set Top Box (STB) agar dapat menikmati siaran televisi digital.
Pandangan senada sebelumnya dikemukakan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT).
HT memperkirakan ada sekitar 60 persen penduduk Jabodetabek yang masih menggunakan TV analog.
"Secara timing, kondisi ekonomi sebagian masyarakat kurang baik saat ini, karena terimbas pandemi," kata HT, seperti dikutip dari akun Instagram terverifikasi HT, @hary.tanoesoedibjo.
HT menyebut pihak yang diuntungkan dengan kebijakan pemerintah menerapkan ASO hanya pihak pabrik atau penjual STB.
Sementara masyarakat di wilayah Jabodetabek harus merogoh kocek untuk membeli STB agar dapat menonton siaran televisi. (gir/jpnn)
Pakar komunikasi digital menyebut kebijakan penghentian siaran televisi analog di wilayah Jabodetabek kurang tepat.
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang
- Hary Tanoesoedibjo: Pro Billiard Center Siap Lahirkan Juara Dunia
- Ketum Perindo Lantik Pengurus Baru, Minta Anggota Turun Langsung ke Masyarakat
- TGB Zainul Majdi Resmi Keluar dari Partai Perindo
- Simak, Pandangan Para Tokoh Partai Perindo Kini Dipimpin Angela Tanoesoedibjo
- Panggung Besar
- Siti Atikoh Apresiasi Langkah HT Resmikan Puskestren Bagi Ponpes